Blogger Widgets
11 March 2010

menembus batas ruang dalam bingar

Ruang itu masih kosong , Ketika jeda itu menghampiriku
Tanpa kusadari aku masuk dalam senyap yang teramat tawar
Namun sejenak kulihat bayanganmu disana

ya... aku berharap itu kau


masih jelas teringat saat tawamu menari dimataku

saat peluhmu ku usap dengan riangku
saat air matamu menetes dalam nadiku
tapi itu dulu

kini aku mencoba menengok kembali

dan mencari sesosok bayangan itu lagi
meski dalam gulita tanpa rona
aku yakin aku bisa melewatinya

menembus batas ruang dalam bingar

melangkah diatas puing tanpa penopang
tapi aku yakin jalanku akan menuju kesana

hingga aku menemukanmu disana

di sebuah tanya yang masih akan berubah menjadi koma
hingga akhirnya kata lah yang akan merubah semua makna

by: parera ^ingin menjadi bugenfil^

untuk orang yang pernah memberiku sakit

...sampai saat ini kata itu masih belum bermakna...

...sampai saat ini kata itu masih belum bermakna...

aku masih terus mengeja setiap arti dalam hati, masih terus mencari rasa yg sekejap telah terlupa,

semoga sembab itu akan segera kering, karna aku tak mau terlihat lemah dihadapan mereka.

mereka tak akan pernah tau aku, mereka tak kan pernah mengerti.


sesaat aku tetunduk mencoba berirama dengan hati, aku ingin masa laluku kembali,

aku merindukan diriku yang lalu, aku ingin beranjak jauh lari dari masa ini...

dimana arti itu, tawa itu, riang itu, kini yang ada hanya tawar, waktu telah mengubah semuanya


aku tak kan bisa merasakan lagi semuanya


parera ^Bugenfil selalu survive^

BUGENFIL



Senja mulai memasuki malam...
aku yang masih memaku berdiri di tepi dermaga, tatapanku menerawang jauh ke tengah pantai, menikmati kerlip lampu kapal nelayan yang berlayar, Mencoba mengalihkan semua fikiran, Mengingkari kenyataan hatiku yg telah terluka, membuat jiwa ini jatuh tersungkur dalah jiwa pesakitan, haruskah aku menyesali semuanya...

Sementara angin mulai berdesir kencang meniup wangi kembang Bugenfil, ya... itu memang wangi Bugenfil, mungkin ia pun ingin menghampiriku dan ikut merasakan semua melodi kesedihan dalam setiap hembusan nafasku, sejenak aku pejamkan mata dan menyatu dengan semerbak wanginya.

Bugenfil, Bunga yang selalu survive, ia mampu tumbuh dan berbunga lebat justru ketika musim panas & kering berkepanjangan, bukan di atas tanah yang subur melainkan di atas karang tandus yang hanya sedikit menyimpan air...

Tapi aku bukan Bugenfil...
Aku hanya wanita lemah, yang selalu gelisah dalam kegelisahanku sendiri, selalu sakit dengan rasa yang kubuat sendiri, dan selalu menangisi sebuah makna yang tak pernah punya arti... Bugenfil kenapa aku gak mampu menjadi sepertimu...

^Could I be The Bugenfil...?^

BAHAYA PEROKOK



Men’s Killer: Lung Cancer

Paru merupakan organ tubuh yang sangat penting. Fungsi paru sudah jelas untuk tempat pertukaran gas antara udara yang kita hirup dengan aliran darah. Melalui paru, karbon dioksida hasil akhir metabolisme dibuang dan oksigen diambil masuk untuk kelangsungan metabolisme sel. Organ yang sangat membutuhkan keberadaan oksigen adalah otak. Cukup dengan hanya menghambat jalan nafas atau menghambat aliran darah yang membawa oksigen ke otak, dalam hitungan menit seseorang bisa kehilangan kesadaran dan bisa berakibat fatal. Karena itu, mari kita rawat paru sebagai gerbang utama masuknya oksigen dalam tubuh kita.

Sesuai namanya, kanker paru berarti adanya abnormalitas pertumbuhan sel di jaringan paru, dan lokasinya bisa dimana saja di paru termasuk di selaput tipis yang menyelimuti paru (pleura). Tapi, sebagian besar kanker paru berasal dari kelainan sel yang terletak di jalan nafas (airways) yang di kenal dengan sebutan bronkus atau bronkiolus yang lebih kecil. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dari gambar di bawah ini (Sumber ilustrasi: Macmillan cancerbackup, UK).

Secara garis besar ada 2 tipe kanker paru yang dibedakan berdasarkan pemeriksaan histopatologis melalui mikroskop. Yang tersering didapatkan yakni “non-small cell lung carcinoma” (NSCLC) sekitar 80% dari seluruh kasus kanker paru, dan sisanya adalah “small cell lung carcinoma” (SCLC). Kedua tipe kanker paru ini berkembang dan menyebar dengan cara berbeda sehingga penting untuk diketahui, terutama karena bisa berpengaruh juga pada langkah pengobatan yang diambil oleh dokter.

Kembali saya cantumkan tabel (Global Cancer Statistic, 2002, A Cancer Journal for Clinicians) yang sudah pernah keluar di artikel sebelumnya. Kanker paru masih menjadi kanker yang tersering pada pria (hanya berbeda sedikit di bawah kanker prostat, untuk negara maju), meskipun akhir akhir ini angka kejadian kanker paru pada wanita pun meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah wanita yang merokok.

Sama seperti pada kasus kanker lainnya, mengetahui faktor resiko penyebab kanker paru penting untuk bisa menghindarinya.
Berikut adalah faktor resiko penyebab kanker paru:

1. Smoking
Merokok sangat berkaitan erat dengan terjadinya kanker paru. Tidak heran merokok tidak hanya sekedar disebut sebagai faktor resiko, tapi benar benar dianggap sebagai penyebab utama kanker paru. Resiko terjadinya kanker paru juga meningkat seiring dengan banyaknya dan lamanya seseorang merokok. Intinya: “the more you smoke, the greater your risk of developing lung cancer”. Untuk mengukur risiko dari jumlah dan lamanya merokok, digunakan istilah “pack- year of smoking” Caranya dengan mengkalikan jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan lamanya merokok, dibagi 20 (1 bungkus pack berisi 20 rokok). Jadi jika merokok 10 batang setiap hari selama 20 tahun misalnya: (10x20)/20 = 10 pack-year. Resiko kanker paru sudah meningkat dengan 10 pack-year, dan dikatakan resiko terbesar jika lebih dari 30 pack-year.

Parahnya, tidak hanya si perokok yang mempunyai resiko kanker paru ini, orang lain di sekitarnya yang juga menghisap asap rokok (passive smoking) ikut terseret memiliki resiko tersebut. Perokok pasif adalah orang orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok yang dihasilkan dari perokok aktif.
Asap yang dihasilkan disini dikenal dengan istilah “secondhand smoke” (SHS) atau “environmental tobacco smoke” (ETS) dan merupakan asap gabungan dari 2 jenis hasil pembakaran tembakau:
- sidestream smoke (asap yang berasal langsung dari rokok yang dibakar)
- mainstream smoke (asap yang dikeluarkan oleh si perokok)

Perokok pasif jelas menjadi masalah karena menyebabkan problem kesehatan yang sama dengan perokok aktif karena juga menghirup zat zat karsinogen (zat zat yang beresiko menyebabkan kanker). Menurut American Cancer Society, tembakau mengandung lebih dari 4,000 zat kimia, dimana lebih dari 60 di antaranya telah diketahui atau diduga sebagai zat penyebab kanker. Tidak hanya beresiko menderita kanker paru, anak anak yang menghirup asap rokok tersebut juga beresiko menderita radang paru paru seperti pneumonia dan bronchitis. Selain itu, ibu hamil juga beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Selain itu, baru baru ini ada istilah “thirdhand smoke” yang dipublikasikan di PEDIATRICS journal bulan Januari ini. Thirdhand smoke merujuk pada adanya kontaminasi dari hasil sisa merokok yang masih tertinggal meskipun sudah stop merokok. Terutama jika merokok di dalam rumah, racun yang tertinggal tidak hanya menempel di baju atau rambut si perokok, tapi juga terkumpul di setiap sudut rumah dan bertahan hingga berhari hari bahkan bulanan dengan korban yang paling dirugikan adalah bayi dan anak anak. Pernyataan yang saya kutip dari journal tersebut: “Breathing air in a room today where people smoked yesterday can harm the health of infants and children”.

Kembali ke kanker paru, semakin cepat seseorang berhenti merokok, semakin bisa sesegera mungkin menurunkan resiko terkena kanker paru. Jaringan paru akan perlahan ber-regenerasi kembali ke jaringan yang sehat dan setelah kira kira 15 tahun stop merokok, maka tingkat resiko menderita kanker paru akan kembali mendekati seperti pada orang yang tidak merokok.

2. Asbestos fibers
Asbes banyak digunakan dalam berbagai industri, rumah rumah di Indonesia juga mungkin masih ada yang beratapkan asbes. Serat asbes yang terhirup bisa menyebabkan peradangan kronik pada jaringan paru yang dikenal dengan istilah asbestosis. Selain itu, terpapar asbes dalam jangka waktu lama juga meningkatkan resiko terkena kanker paru. Pekerja industri yang terpapar asbes sekaligus juga merokok, memiliki resiko 50 hingga 90 kali lebih tinggi untuk terkena kanker paru. Jenis kanker paru yang dikaitkan erat dengan asbes sebagai penyebabnya adalah mesothelioma, dimana kanker terjadi pada lapisan selaput yang menutupi paru (pleura).

3. Genetic risk
Sama seperti kanker lainnya, seseorang dengan riwayat keluarga ada yang menderita kanker biasanya memiliki resiko lebih tinggi untuk juga kelak terkena kanker. Pada kanker paru, adanya mutasi pada kromosom nomor 6 dicurigai sebagai terdakwa yang bertanggung jawab terhadap terjadinya kanker. Aktivasi dari gen gen dalam kromosom yang berpotensi menyebabkan kanker (oncogenes) dan sebaliknya, inaktivasi dari gen gen yang berfungsi menjaga (tumor suppressor genes) berperan penting dalam mencetuskan terjadinya kanker.

4. Air pollution
Polusi udara memang hanya sedikit memegang peranan dalam terjadinya kanker paru dibandingkan dengan merokok, tapi bukan berarti bisa dihilangkan begitu saja pengaruhnya terhadap kesehatan paru paru. Sekitar 5% dari kematian karena kanker paru diduga karena udara kotor yang dihirup sehari hari.

Lagi lagi sifat jelek kanker, sulitnya deteksi dini. Biasanya stadium awal kanker selalu tanpa gejala atau gejala yang timbul tidak jelas. Begitu sudah jelas, biasanya sudah stadium lanjut atau bahkan sudah menyebar (metastasis) sehingga pengobatan menjadi sulit dan prognosis buruk. Disinilah pentingnya pemeriksaan rutin kesehatan, yang sayangnya masih belum menjadi milik semua warga Indonesia tanpa kecuali.

Ada baiknya juga kita berusaha mengenali gejala dan tanda kanker paru. Karena letaknya di paru, otomatis gejala yang paling mudah terlihat tentu berhubungan dengan saluran pernafasan, antara lain:
- nafas terasa pendek, kadang sulit bernafas
- nyeri dada yang terasa semakin berat jika bernafas dalam, tertawa atau batuk
- batuk yang tidak sembuh sembuh (kronik) dan kadang disertai darah
- jika kanker menyebar ke arah kerongkongan (esophagus) bisa mengalami sulit menelan, jika menyerang pita suara, suara menjadi serak
- nafsu makan hilang, berat badan terus menurun disertai rasa lelah
- kanker paru sering bermetastasis ke tulang, dan akan menyebabkan rasa nyeri pada tulang yang terkena. Bisa juga bermetastasi ke otak dan keluarlah gejala gejala neurologik seperti pusing, pandangan kabur, bahkan stroke juga bisa terjadi.

Gejala klinis kanker paru ini, kadang sulit dibedakan dengan penyakit paru lainnya karena gejala yang tumpang tindih. Batuk misalnya, bisa saja hanya gejala radang paru (pneumonia) atau gejala TBC. Karena itu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa pasti juga penting dilakukan. Rontgen dada (chest x-ray) merupakan langkah pertama yang bisa diambil jika pasien dicurigai memiliki gejala kanker paru. Jika dari hasil x-ray ada lokasi/spot yang dicurigai sebagai kanker, barulah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan CT-scan atau MRI misalnya. Disini dokter akan bisa memperkirakan lebih tepat lokasi, ukuran, bentuk kankernya dan mendeteksi apakah sudah terjadi penyebaran atau belum ke organ lain. Sedangkan untuk memastikan ada tidaknya sel kanker, bisa dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan pemeriksaan sputum (phlegm), bronchoscopy atau dengan biopsy (FNA) untuk mengambil sampel jaringan yang dicurigai dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop.

Apapun jenis kanker (maupun penyakit lainnya), mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Tidak semua faktor resiko suatu penyakit bisa kita hindari, tapi dengan menyadari dan kemudian berusaha untuk mengeliminasinya sudah merupakan tindakan pencegahan yang sangat baik.

Salam sehat,

Sumber:
- Global Cancer Statistic, 2002, A Cancer Journal for Clinicians.
- Macmillan cancer support: http://www.cancerbackup.org.uk/Home
- MedicineNet.com: http://www.medicinenet.com/lung_cancer/article.htm
- American Cancer Society (ACS) Cancer Reference Information: http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_0.asp
- U.S. National Institutes of Health (National Cancer Institute): http://www.cancer.gov/
- Winickoff, JP., et al. Beliefs About the Health Effects of “Thirdhand” Smoke and Home Smoking Bans. Pediatrics 2009; 123; e74-e79.
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/abstract/123/1/e74
- Wikipedia
- Sumber ilustrasi: www.mycanceronline.com

Sumber :
- http://charmedkath.blogspot.com/2009/02/mens-killer-lung-cancer.html

 
;